Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada 16 Oktober 2022. Lalu, bagaimana nasib politik Anies setelah tak lagi menjabat Gubernur DKI? Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno punya analisis sendiri soal nasib Anies.
Dia menilai nasib politik Anies sangat bergantung pada tingkat elektabilitas, apakah naik atau terjun bebas. "Tentu menjadi pertaruhan besar bagi Anies setelah tak lagi jadi gubernur. Apakah elektabilitasnya tetap stabil atau justru terjun bebas," kata Adi, dikutip Kamis (15/9/2022).
Adi menilai ada kecenderungan popularitas seseorang meredup saat tak lagi menjadi pejabat publik. Menurut Adi, Anies tak akan jadi pusat sorot kamera usai tak menjadi Gubernur DKI.
"Ada kecenderungan orang yang tak lagi jadi pejabat publik aura kebintangannya redup. Semua tergantung Anies bagaimana merawat stamina politiknya. Intinya, setelah 16 Oktober Anies bukan lagi gubernur yang pastinya tak lagi jadi pusat sorot kamera," ujarnya.
Adi mengatakan Pemilu baru digelar pada 2024 dan ada peluang nama Anies tenggelam sebelum 2024. Menurutnya, Anies harus bisa menciptakan momentum politik.
"Tinggal bagaimana Anies terus menciptakan momentum politik. Karena menuju Pemilu 2024 masih butuh waktu 2 tahun. Nama Anies bisa tenggelam jika tak bermanuver," katanya.
Dia kemudian mengungkit nama Anies yang menjadi salah satu bakal capres hasil Rakernas NasDem. Adi menilai potensi Anies diusung oleh partai besutan Surya Paloh itu cukup besar.
"Saya menduga potensi Anies didukung NasDem cukup besar. Apa pun judulnya, sejak awal sudah terlihat NasDem ingin jadi king maker di Pilpres 2024 dengan mengusung Anies dan siap pisah jalan dari PDIP, Megawati, dan Jokowi," kata Adi.
Jika sikap politik NasDem masih sama dengan Pilpres 2019, kata Adi, maka NasDem tak akan memasukkan nama Anies sebagai salah satu bakal capres. Adi mengatakan terpilihnya Anies sebagai salah satu bakal capres NasDem menandakan siap perang terbuka dengan para pendukung Presiden Jokowi lainnya.
"Kalau sikap politik NasDem di 2024 sama dengan sikap politiknya di 2019 dan 2014, NasDem tak perlu repot memasukkan Anies dalam daftar capres mereka. Ketika NasDem masukkan nama Anies secara terbuka NasDem siap perang terbuka dengan Istana," ujarnya.